Jumat, 25 Maret 2016

Jilbab Poni, Tren Gaul Ber-Mudharat Besar

Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Assalamu'alaykum!

Apa kabar, hai viewers/pengunjung situs blogku? Semoga Alloh selalu menyertai kesehatan dan keberkahan di setiap hari-hari kita, Aamiin. Dan akhirnya, kita ketemu lagi di post ini. Alhamdulillaah, aku bisa nyempetin diri nge-blog lagi. Moga gak bosen ya.. Huehehe.

Jadi, setelah baca judulnya itu, udah tau dong bahasan kita apa sekarang? Aku bakal bahas tren yang agak meresahkan ini seringkas-ringkasnya sekaligus se-jleb-nya. Pastinya bukan untuk bahan ghibah, apalagi coba-coba tajassus (nyari kesalahan orang), ataupun bahan cacian ya di sini, melainkan untuk renungan dan muhasabah. Dan aku bahas masalah ini bukan tanpa dasar alias asal ngomong yaaaa..

Udah ah basa-basinya. Langsung aja yuks..!

Alloh subhanahu wa ta'ala telah memerintahkan setiap Muslim maupun Muslimah untuk menjaga aurat mereka masing-masing berdasarkan batasan yang sudah ditentukan. Nggak ada alasan untuk meninggalkan atau menundanya, kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun! Alias sami'naa wa atho'naa (kami dengar, kami taat).

Banyak kejadian yang sudah jadi skenario Alloh deh dalam beberapa waktu ini!

Kira-kira di akhir tahun 2015 sampai tahun 2016 ini, maa syaa Alloh, kalian bakal menemukan artis-artis ternama tanah air yang mulai langkah hijrahnya. Lihat aja deh! Mereka yang dulunya publik figur dan sering nongol di TV, sekarang pada kemana? Tentunya sekarang lebih memilih hadir di majlis ilmu syar'i ketimbang hura-hura.

Gak hanya itu, sekarang di media sosial pun banyak beredar toko online yang menjual beragam pakaian "syar'i" buat Muslimah. Beragam pula modelnya. Dari yang syar'i bangeeeeet, sampe yang syar'i tempelan. Kadang juga bikin aku geleng kepala. Kenapa?? Karena kata "syar'i" itu ternyata cuma embel-embel doang. Harganya? Diatas harga kain kafanmu kelak.

Balik lagi..

Dan yang lagi booming di kalangan ABG Muslimah gaul semenjak pertengahan 2015 sampai 2016 sekarang ini adalah... JILBAB PONI. Kedengarannya aneh, unik, dan... miris, iya nggak sih? Yaa.. mungkin sekelumit orang punya pikiran sama kayak aku juga mikir gini. Gak salah lagi deh, kata "miris" itulah yang paling cocok untuk disandingkan dengan tren jilbab nggak karuan ini.

Mungkin kamu-kamu bertanya "mengapa". Nih, aku kasih jawaban "karena".

Jilbab Poni (kurang cocok dibilang jilbab, soalnya nanti artinya gamis) diefinisikan sebagai cara pemakaian kerudung di kepala sambil menampilkan sedikit atau banyaknya rambut, bahkan sampai mencuat keluar. Sedangkan batasan dalam memakai kerudung itu tidak boleh menampilkan sedikitpun rambut kepala. Dan itu ALLOH yang memerintahkan, BUKAN  manusia.

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzaab: 59)

Tapi tren ini bener-bener sukses menyebar luas di kalangan remaja Muslimah Indonesia. MIRIS BANGEUD, taugasih? Rasanya pengen nangis.

Jilbab poni ini sangat sangat bertentangan sama aturan berhijab yang sudah Alloh perintahkan buat Muslimah dalam kitab suci kita yaitu Al Qur'an. Konsekuensi jika melanggar sudah tentu dapat dosa. Bahkan yang aku temukan di dunia maya, kayak sekitar Instagram gitu, Subhanalloh! Maha Suci Alloh dari hal-hal semacam itu. Wal iyya dzubillaah..!

Yang lebih parah : Gak sedikit pula Muslimah yang khimarnya sudah menjuntai berkibar lebar, tapi pas nengok ke arah jidatnya... rambut kecil/poni itu ditebar sana-sini dan bikin hati teriris nyeri.


Bahkan yang aku temukan, beberapa orang :

"Eh kamu jipon tuh!", malah menjawab :

"Ini mah bukan jipon. Emang rambutnya yang keluar. Kalo jipon, kan poninya yang keluar."

Lantas apa bedanya???

Rambut keluar dengan poni keluar? Itu sama-sama rambut, Cantiiiiik.

Alasannya seolah berbunyi "udah dari sana begini", tapi tidak sadar kalau dia yang sebenarnya sengaja meruncingkan/meninggikan moncong jilbabnya biar rambutnya kelihatan. Mana bedanya, Cintaaaah?




Dimana sih, letak mudharatnya atau sisi buruknya?

Yaitu pada saat dia menampakkan rambutnya keluar dari khimarnya lalu dilihat oleh lelaki yang bukan Mahramnya. Disanalah dia telah mengundang banyak mudharat, karena laki-laki asing yang berinteraksi dengannya bukan cuma satu, melainkan banyak! Bisa kamu hitung berapa orang? Barangkali jari-jarimu tidaklah berfungsi karena tidak tahu ada berapa yang sudah lihat di atas kepalamu itu? Atau mungkin kamu nggak peduli itu samasekali , kan?

>> Kasihanlah pada lelaki di sekelilingmu. Mereka yang tadinya lewat-lewatan aja, mungkin menoleh ke arah rambutmu yang nongol itu.
>> Saat kamu bicara saling berhadapan dengan lelaki ajnabi/asing, matanya lirik sana-sini, dan pada masanya mata itu akan melirik pula ke rambut kecil di atas dahimu.
>> Pokoknya saat kamu interaksi dengan yang namanya LELAKI NON MAHRAM, seketika itu pula saat mata mereka memandang kumpulan rambut yang melambai di antara kerudungmu.

Kita sudah lama tahu kan, kalau manusia biasa itu tempatnya dosa? Benar.
Apalagi wanita, yang dalam sabda Rosululloh disebutkan :

"Wanita itu aurat, jika ia keluar dari rumahnya maka setan mengikutinya. Dan tidaklah ia lebih dekat kepada Allâh (ketika shalat) melainkan di dalam rumahnya." (HR. At Tirmidzi).

Pernah terfikir, kita (wanita) merupakan sumber dosa saat kita tidak bisa menjaga kehormatan? Ya, itulah wanita!

Sekarang fikir kembali, sudah kita (wanita) ini tergolong manusia yang notabenenya berlaku dosa, lalu ditambah kita adalah biangnya dosa pada orang lain? Apa yang pantas kita ucapkan pada Alloh saat mengahdap ke hadiratNya kelak? Sungguh malu kalau difikir. Apalagi kita cuma numpang di bumi Alloh. Aduuuh.. malu banget!

Hiks.. mau nangis. Muslimah, kamu saudari-saudariku juga. Kamu tanggung jawabku juga. Kita semua saudara. Dan kita semua punya tanggung jawab atas semuanya. SEMUANYA. Kamu tanggung jawabku, aku pun tanggung jawabmu.

Salahku, maka berikan aku tegurmu.
Salahmu, maka kuberi tegurku.

Saudariku, semoga Alloh selalu menuntun kita di jalan yang diridhoiNya. Semoga Dia tidak membiarkan kita selalu terjebak dalam jebakan syaithan, musuhNya. Aku "sekeras" ini bukan berarti aku sok alim atau apapun itu. Huaaaaaa... aku sayang kalian, Muslimah. Hiks. :"(

Udah ah, jadi sedih. Mudah-mudahan postingan ini bisa menggerakkan hati kalian. Ini cuma sarana hidayah, dan tetaplah hanya Alloh semata sang Pemberi Hidayah. Kita selaku makhluqNya yang berakal, jadilah si Pencari Hidayah dan JANGAN jadi si Penunggu Hidayah yang sia-sia.

Baarokallohu fiikunna

Wassalamu'alaykum...